By: Saifullah Idris
Artikel ini merupakan pengkajian terhadap konsep
pendidikan kritis yang diulas dalam bingkai paradigmatik dan melihatnya dalam
perspektif pendidikan Islam. Permasalahan mendasar dari tulisan ini mencakup
tentang relevansi, elaborasi, dan penerapannya dalam pendidikan Islam. Secara
metodologis, tulisan ini merupakan kajian analisis kualitatif (kepustakaan)
dengan memaksimalkan pendekatan filosofis, normatif, pedagogis dan
interdisipliner untuk dikembangkan dalam melihat bagaimana konsep pendidikan
kritis dan aktualisasinya dalam pendidikan Islam. Pendidikan bertujuan
menggarap realitas manusia yang memiliki kesadaran, kehendak bebas, nalar
kritis, dan kreativitas. Oleh karena itu, secara metodologis pendidikan kritis
harus bertumpu di atas prinsip-prinsip aksi dan refleksi total. Yakni prinsip
bertindak untuk mengubah kenyataan yang statis menuju keadaan yang dinamis baik
bagi individu pelaku pendidikan (pendidik dan peserta didik) maupun masyarakat
secara keseluruhan. Mengacu pada konsep pendidikan Islam, pada dasarnya
pendidikan Islam sangat menekankan humanisasi dan pembebasan sebagai orientasi pendidikan,
serta menempatkan peserta didik dan pendidik sama-sama sebagai subjek dalam
proses belajar mengajar. Pendidikan Islam memadukan aspek vertikal
(spiritualitas) dan horizontal (sosial) sebagai orientasi pendidikan. Hal ini
berbeda dengan paradigma pendidikan kritis yang hanya menekankan orientasi
pendidikannya pada hal-hal yang bersifat material, serta tidak terlalu
mengindahkan aspek spiritualitas yang merupakan sisi yang paling sublime dalam
diri manusia.
Disarikan dari Artikel Jurnal Paradigma Pendidikan Kritis Dalam Perspektif Pendidikan Islam Karya Saifullah Idris.