Saifullah Idris, Landasan Penguatan Pendidikan Karakter
1. Undang-Undang No.
20 Tahun 2003 Pasal 3:“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
2. Agenda Nawacita No.
8:“Kami akan melakukan revolusi karakter bangsa .... Untuk pendidikan dasar,
pembobotan dilakukan dengan menekankan 70% substansinya harus berisi tentang
budi pekerti dan pembangunan karakter peserta didik (bagian dari revolusi
mental)...”
3.
Nilai-nilai
GNRM yaitu integritas, kerja keras, gotong royong
4.
Trisakti:
Mewujudkan Generasi yang Berkepribadian dalam Kebudayaan.
5. RPJMN 2015-2019:
“Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada semua jenjang
pendidikan untuk memperkuat nilai-nilai moral, akhlak, dan kepribadian peserta
didik dengan memperkuat pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam mata
pelajaran”
6. Permendikbud
No.82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di
Lingkungan Sekolah, dan PPK
Nilai Karakter yang dikembangkan selama ini, diantara
adalah Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat
Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komunikatif, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, Tanggung Jawab.
Sedangkan nilai-nilai karakter
selama ini hanya 5 karakter, yaitu: Karakter Religius, Karakter Nasionalis,
Karakter Mandiri, Karakter Gotong Royong, dan Karakter Integritas.
Nilai-nilai Karakter tersebut mengandung: Olar pikir: proses nalar guna mencari dan menggunakan pengetahuan
secara kritis, kreatif, dan inovatif menhasilkan pribadi cerdas (kognitif). Olah
hati: perasaan sikap dan keyakinan/keimanan yang menghasilkan pribadi jujur
(afektif). Olah rasa dan karsa: kemauan yang tercermin dalam kepedulian.
Olah raga: proses persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi dan
penciptaan aktivitas baru yang disertai dengan sportivitas menghasilkan pribadi
yang tangguh.
Makna
Karakter dan Pendidikan Karakter
•
Etimologi: charassein (Yunani)
character (inggris); watak, tabiat, sifat, membuat tajam, Bahasa Arab:
Thabiat, akhlak, sajiiyah, syakhshiiyah.
•
Dalam bahasa
indonesia karakter dimaknai dengan watak, yaitu sifat-sifat hakiki seseorang
atau suatu kelompok atau bangsa yang sangat menonjol sehingga dapat
dikenalidalam berbagai situasi ataumerupakan trade mark orang, kelompok atau
bangsa tersebut.
Makna Pendidikan Karakter
•
Program pendidikan
karakter sebagai upaya membangun kesadaran melakukan berbagai kebajikan untuk
menciptakan dunia yang lebih baik.
•
Pendidikan karakter
mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan berprilaku yang membantu individu untuk
hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat dan warga negara serta
membantu mereka untuk membuatkeputusan yang dapat dipertanggungjawabkan
KARAKTER
RELIGIUS
Mencerminkan sikap iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
yang diwujudkan dalam perilaku untuk melaksanakan ajaran agama dan
kepercayaan yang dianutnya, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi
sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup
rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Sikap
religius juga ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan alam.
KARAKTER
NASIONALIS
merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa,
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri
dan kelompoknya. Sikap ini mencakup nilai karakter cinta tanah air dan
semangat kebangsaan
KARAKTER
MANDIRI
merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang
lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan
harapan, mimpi dan cita-cita. Karakter kemandirian meliputi nilai-nilai etos
kerja, tahan banting, daya juang, professional, mandiri, kreatif dan menjadi pembelajar
sepanjag hayat.
KARAKTER
GOTONG ROYONG
mencerminkan tindakan menghargai semangat kerjasama dan
bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, bersahabat dengan orang lain dan memberi bantuan pada mereka
yang miskin, tersingkir dan membutuhkan pertolongan. Karakter gotong royong
mencakup nilai-nilai karakter saling menghargai, kerjasama, gotong royong, anti
diskriminasi, anti kekerasan, dan kerelawanan.
KARAKTER
INTEGRITAS
merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan
moral (integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggungjawab
sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui
konsistensi tindakah dan perkataan yang berdasarkan kebenaran.
Visi- Misi
Gubernur
Visi: TerwujudnyaAceh yang damai dan sejahtera
melalui pemerintahan yang bersih, adil dan melayani
Misi
- Reformasi
birokrasi untuk tercapainya pemerintahan yang bersih dan berwibawa guna
mendukung pelayanan publik yang mudah, cepat, berkualitas dan berkeadilan;
- Memperkuat
pelaksanaan Syariat Islam beserta nilai-nilai keislaman dan budaya
keacehan dalam kehidupan masyarakatdengan iktikad Ahlussunnah Waljamaah
yang bersumber hukum Mazhab Syafi’iyah dengan tetap menghormati mazhab
yang lain;
- Menjaga
integritas nasionalisme dan
keberlanjutan perdamaian sebagai tindak lanjut prinsip-prinsip MoU Helsinki;
- Membangun
masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing di tingkat nasional dan
regional melalui peningkatan mutu pendidikan secara merata, baik pada
pendidikan vokasional, dayah dan pendidikan umum;
- Memastikansemua
rakyat Aceh mendapatkan akses layanan kesehatan secara mudah,berkualitas
dan terintegrasi;
- Menjaminkedaulatan
dan ketahanan pangan yang berimplikasi terhadap kesejahteraan petani dan
nelayan melalui peningkatan produktifitas dan nilai tambah hasil pertanian
dan kelautan;
- Menyediakan
sumber energiyang bersih danterbarukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
listrik bagi rakyat dan industri, sebagai komitmen Aceh dalam pembangunan
rendah emisi;
- Membangundan
melindungi sentra-sentra produksi dan industri jasa kreatif yang menghasilkan
produk kompetitif untukmemperluas lapangan kerjaserta memberikan kemudahan
akses permodalan;
- Revitalisasi
fungsi perencanaan daerah dengan prinsip evidence based planningyang
efektif, efisien dan berkelanjutan.
Antara Nilai
Nasional dengan Nilai Visi Misi Gubernur Aceh
Secara nasional, ada lima nilai
karakter utama dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental. Sebagaimana disebutkan
diatas, nilai-nilai gerakan revolusi mental, yaitu: Karakter Religius, Karakter Nasionalis, Karakter Mandiri, Karakter Gotong
Royong, dan Karakter Integritas. Sedangkan Visi gubernur Aceh, yaitu: TerwujudnyaAceh
yang damai dan sejahtera melalui pemerintahan yang bersih, adil dan melayani. Misi gubernur, adalah:
- Reformasi birokrasi untuk tercapainya pemerintahan yang bersih dan
berwibawa guna mendukung pelayanan publik yang mudah, cepat, berkualitas
dan berkeadilan;
- Memperkuat pelaksanaan Syariat Islam beserta nilai-nilai keislaman
dan budaya keacehan dalam kehidupan masyarakatdengan iktikad Ahlussunnah
Waljamaah yang bersumber hukum Mazhab Syafi’iyah dengan tetap menghormati
mazhab yang lain;
- Menjaga integritas nasionalisme dan keberlanjutan perdamaian sebagai tindak
lanjut prinsip-prinsip MoU
Helsinki;
- Membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing di tingkat
nasional dan regional melalui peningkatan mutu pendidikan secara merata,
baik pada pendidikan vokasional, dayah dan pendidikan umum;
- Memastikansemua rakyat Aceh mendapatkan akses layanan kesehatan
secara mudah,berkualitas dan terintegrasi;
- Menjaminkedaulatan dan ketahanan pangan yang berimplikasi terhadap
kesejahteraan petani dan nelayan melalui peningkatan produktifitas dan
nilai tambah hasil pertanian dan kelautan;
- Menyediakan sumber energiyang bersih danterbarukan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan listrik bagi rakyat dan industri, sebagai komitmen
Aceh dalam pembangunan rendah emisi;
- Membangundan melindungi sentra-sentra produksi dan industri jasa
kreatif yang menghasilkan produk kompetitif untukmemperluas lapangan
kerjaserta memberikan kemudahan akses permodalan;
- Revitalisasi fungsi perencanaan daerah dengan prinsip evidence
based planningyang efektif, efisien dan berkelanjutan
Pendekatan Penguatan Karakter,
secara nasional, adalah: Pendekatan Integral dan pendekatan menyeluruh.
Pendekatan adalah Penguatan
Pendidikan karakter dilakukan dengan mengintegrasikan pengembangan fisik (olah
raga), intelektual (olah pikir), moral/sosial (olah karsa), estetika dan
spiritual individu (olah hati dan rasa). Pendekatan Menyeluruh adalah Penguatan Pendidikan Karakter dilakukan dengan cara
mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam proses belajar-mengajar,
pengembangan budaya sekolah dan kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar
lingkungan pendidikan.
Startegi secara Nasional adalah
berbasis kelas, kultur sekolah dan berbasis komunitas.
Strategi Penguatan Pendidikan Karakter
Berbasis kelas
dilakukan melalui proses Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) di dalam kelas. Penguatan pendidikan karakter dalam kegiatan belajar di
dalam kelas bisa berupa pemilihan model pembelajaran tematik (ada alokasi waktu
khusus untuk mengajarkan nilai-nilai tertentu), non-tematik (terintegrasi
dengan materi pembelajaran dalam kurikulum), dan non-instruksional (manajemen
kelas dan organisasi fisik lingkungan kelas).
Berbasis kultur sekolah
dilakukan melalui kegiatan ko-kurikuler,
ekstra-kurikuler dan pengembangan manajemen pengelolaan lembaga pendidikan
(tata kelola sekolah, tata peraturan sekolah, norma-norma, regulasi pendidikan)
yang mendukung pembentukan karakter peserta didik sebagai pembelajar.
Berbasis komunitas
dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan komunitas-komunitas
di luar lembaga pendidikan sebagai sumber-sumber pembelajaran, tempat berbagi
pengalaman dan keterampilan yang memperkuat
penumbuhan karakter peserta didik.
Aceh, sebagai daerah yang
menerapkan Syariat Islam, maka nilai-nilai karakter dikembangkan, disamping
nilai-nilai karakter kebangsaan secara nasional, juga mengembangkan Nilai-Nilai
karakter Religius, yaitu nilai-nilai akhlak. Nilai-nilai Akhlak tersebut,
diantaranya adalah:
• Nilai-nilai akhlak pereorangan, seperti kesucian jiwa, menjaga diri, menguasai
nafsu, menjaga nafsu makan dan seks, menahan rasa marah dan lain-lain.
• Nilai-nilai akhlak dalam keluarga, seperti kewajiban-kewajiban kepada ibu bapak dan anak-anak.
• Nilai-nilai akhlak sosial, seperti memenuhi amanah, mengatur perjanjian untuk
menyelesaikan yang meragukan, menepati janji, memberi kesaksian yang betul,
memaafkan dan lain sebagainya
• Nilai-nilai akhlak dalam negara, seperti hubungan antara kepala negara dan rakyat, kewajiban kepala negara, bermusyawarah
dengan rakyat, ajakan kearah perdamaian dan lain sebagainya.
• Nilai-nilai akhlak dalam agama, seperti beriman kepada-Nya, ketaatan yang mutlak, memikir ayat-ayat-Nya,
memikirkan makhluk-Nya, mensyukuri nikmatnya, bertawakkal kepada-Nya
Pendekatan yang digunakan
adalah Internalisasi nilai, yang terdiri dari:
- Inculcation, pendekatan yang
memberikan penekanan pada penenaman nilai-nilai sosial dlm diri Pesrta didik.
- Pendekatan perkembangan kognitif, memberikan penekatan pada
aspek kognitif dan perkembangannya.
- Analisis
nilai, menekankan pada perkembangan kemampuan
peserta didik untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis persoalan yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial.
- Klarifikasi
nilai, memberikan penekanan pada usaha membantu
peserta didik dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, untuk
meningkatkankan kesadaran mereka mengenai nilai-nilai mereka sendiri.
- Transenden, dalam masyarakat Islam di kenal dengan penghayatan sufistik. Cara
untuk mengembangkan kemampuan menghayati kehidupan transenden adalah lewat
refleksi
Internalisasi adalah suatu model pembelajaran untuk
mencapai sebuah tujuan pendidikan. Atau sebuah ide yang mempertahankan individu
secara alami untuk menjadikan seseorang yang potensial dalam mencari cara untuk
merealisasikan sifatnya secara esensial sebagai makhluk hidup yang istimewa.
Reflective Thinking
- Identifying and finding problem: mengidentifikasi
dan menemukan masalah.
- Collecting information: mengumpulkan informasi.
- Formulating hypothesis: membuat kesimpulan sementara.
- Testing the hypothesis: menguji hipotesis.
- Evaluating and constructing policy: melakukan
evaluasi dan membuat kebijakan
Reflective Attitudes
- Open-mindedness: bersikap terbuka, aktif mendengarkan
perspektif-perspektif orang lain, mempertimbangkan alternatif-alternatif
yang telah diputuskan sebelumnya.
- Whole-heartedness: persoalan yang ditemukan akan diselesaikan
dengan lebih efektif dan menjadikan sesuatu itu akan lebih mudah.
Responsibility: sifat moral, sikap moral dalam menyerap materi dan menjangkau kemampuan
seseorang, memiliki rasa tanggung jawab moral, sikap dan intelektual dalam
melakukan berbagai aktivitas.