Sebuah
komunitas tidak sesederhana sebuah kelompok orang-orang yang hidup dalam
kedekatan secara fisik saja, tetapi dalam sebuah komunitas, orang saling
memberi andil seperti “tujuan-tujuan, kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai,
aspirasi-aspirasi, dan juga ilmu pengetahuan”, mereka berpartisipasi secara bersama-sama
dalam kehidupan bersama dari kelompok tersebut, mereka secara sadar membagi
pengalaman. Artinya, demokrasi adalah ide yang muncul dari kehidupan komunitas
itu sendiri, yaitu kesadaran yang jelas dari kehidupan bersama dengan semua
implikasiimplikasinya.
Jadi, kita
mengambil ide demokrasi yang alami dalam “sense” sosial yang umum itu
sendiri. Sebagaimana ungkapannya: From the standpoint of the individual, it
consists in having a responsible share according to capacity informing and
directing the activities of the groups towhich one belongs and in participating
according toneed in the values which the groups sustain. From the standpoint of
the groups, it demands liberation of the potentialities of members of a group
in harmony with the interests and goods which are common.
Esensi sebuah
komunitas yang demokratis adalah adanya partisipasi individu dalam mengawasi
dan membentuk aktivitas-aktivitas dan nilai-nilai. Seperti, sebuah komunitas
masa lalu adalah masa lalu dan tradisi masa lalu adalah tradisi yang tidak
mempunyai otoritas yang final, sebuah komunitas yang demokratis adalah seseorang
yang secara berkelanjutan dan secara bersama memperhalus nilai-nilainya dan
mengawasi kebiasaankebiasaannya untuk mempertinggi derajat perkembangan tersebut.
Jadi, sebuah komunitas
yang demokratis memerlukan kepada sebuah komunitas yang progresif. Melalui partisipasi individu, keduanya akan berkembang, baik
individu maupun komunitasnya. Artinya, keinginan-keinginan yang banyak akan menjadi
terbagi, ada yang memperluas area perhatian yang dibagikan dan ada yang memperhatikan
tentang kapasitas-kapasitas pribadi yang bebas.
Pada dasarnya,
demokrasi itu eksis pada asosiasi manusia di tingkat lokal. Demokrasi tidak
dimulai pada tingkat negara, tetapi demokrasi harus dimulai dari rumah, dan
rumah tersebut merupakan tetangga komunitas/masyarakat. Sebagaimana ungkapan
Dewey dalam tulisannya ”Creative Democracy- The task before Us”, demokrasi
itu eksis tidak dalam prosedur-prosedur eksternal, tetapi dalam
sikap-sikap/tingkah laku-tingkah laku di
mana manusia memamerkan pada orang lain dalam semua peristiwa-peristiwa dan
hubungan-hubungan kehidupannya sehari-hari. Dewey melanjutkan:
... the heart
and final guarantee of democracy is in free gatherings of neighbors on the street corner todiscuss
back and forth what is read in uncensored news of the day, and in gatherings of
friends in the living rooms of houses and apartments to converse freely with
one another.
Jadi, demokrasi
adalah sebuah model asosiasi manusia, a way of life, yang melibatkan
partisipasi aktif individu-individu dalam diskusi, debat, dan pertimbangan tentang
urusan-urusan yang bersifat politis, yaitu pada dasarnya adalah sebuah usaha
bersama, seseorang yang persuasif, mempunyai kemampuan untuk meyakinkan dan
memberi alasan-alasan yang terpercaya.
Dengan demikian,
maka demokrasi memerlukan kepada:
1. inquire secara
kolektif terhadap persoalanpersoalan yang butuh kepada perhatian
bersama dan melanjutkan pekerjaan secara bersama serta debat yang masuk akal. Diberikan
tuntutan-tuntutannya, perjalanan demokrasi adalah salah satu yang terberat, karena
menempatkan beban tanggung jawab yang sangat besar pada masyarakat banyak.
Lebih dari itu, yang diperlukan oleh demokrasi adalah mempraktekkan dan
mengajarkan semacam diskursus tertentu dalam bentuk pertimbangan tertentu.
Dalam pembicangan demokrasi, ide-ide didukung dan diuji bukan semata-mata untuk
membuktikan apa yang dapat disusun untuk mendukung mereka, yaitu kesimpulan-kesimpulan
dan keputusan-keputusan diambil untuk dijadikan hipotesis sementara, proposal-proposal
yang dibuat, subyek untuk mengetes dan merevisi pengalaman masa depan, status dan
kehormatan sosial seperti Yang tidak relevan hanya sebagai keterampilan retorika.
Dengan kata lain, masa depan demokrasi adalah ada hubungannya dengan penyebaran
sikap ilmiah. Pandangan hidup yang demokratis memerlukan sebuah model diskursus
yang umum Tentang metode sains yang bersifat eksperimen.
Khususnya, kita harus mengadopsikan sikap dan moral penemuan
ilmiah, di mana Dewey mencirikan sebagai berikut:
some of its obvious element are willingness to hold belief
in suspense, ability to doubt until evidence is obtained; willingness to go
where the evidence points instead of putting first a personally preferred conclusion;
ability to hold ideas in solution and use them as hypotheses to be tested
instead of as dogmas to be asserted; and enjoyment of new fields for inquiry and
of new problems.
2. Demokrasi
memerlukan kepada perkembangan metode dan kondisi debat, diskusi dan persuasif.
Pada masa Dewey, terjadi peningkatan kekuatan media untuk merongrong demokrasi
dari dalam melalui propaganda dan membentuk opini publik. Sekarang, sulit untuk
tidak menjadi pesimis dibandingkan Dewey dengan mengharapkan harapan-harapan
dari pertimbangan publik. Bahkan Dewey menekankan bahwa demokrasi sebagai a
way of life juga memerlukan sebuah keyakinan pada kemampuan sifat alami
manusia, seperti intelegensi, dan kekuatan yang disatukan, seperti pengalaman bekerja
sama. Rintangan-rintangan untuk merealisasi way of life demokrati itu
ada dalam institusi-institusi dan sikap-sikap/tingkah laku-tingkah laku kita
sendiri. Dewey menulis tentang berjuang untuk demokrasi adalah sebagai berikut:
... can be won only by extending the application of
democratic methodes, methodes of consultation,persuasion, negotiation,
communication, cooperative intelegence, in the task of making our own
politics,industry, education, our culture generally, a servant and an evolving
manifestation of democratic idea.
Pandangan hidup yang demokratis dapat direalisasikan hanya
melalui pengangkatan (adoption) dan perluasan (expansion) metode
eksperimen dan sikap/tingkah laku yang demokratis ke dalam semua institusi-institusi
sosial dan asosiasi-asosiasi sosial.
Dewasa ini, tempat kerja, sekolah dan ruangan public adalah
didominasi oleh hal-hal yang bersifat dogmatis dan otoriter, yaitu ide-ide
sosial dan ide-ide politis menjadi paket yang dipasarkan tidak terbungkus
dengan rapi dan slogan-slogan dan bait suara yang menular. Dalam pandangan ini,
penemuan yang kritis dan diskusi yang penuh pertimbangan memerlukan kepada
perkembangan demokratis adalah tidak
berani, mengatakan ”just do it. Merongrong demokrasi dari dalam melalui
propaganda dan membentuk opini publik. Sekarang, sulit untuk tidak menjadi
pesimis dibandingkan Dewey dengan mengharapkan harapan-harapan dari
pertimbangan publik. Bahkan demokrasi sebagai a way of life juga
memerlukan sebuah keyakinan pada kemampuan sifat alami manusia, seperti
intelegensi, dan kekuatan yang disatukan, seperti pengalaman bekerja sama.
Rintangan-rintangan untuk merealisasi way of life demokrati itu ada
dalam institusi-institusi dan sikap-sikap/tingkah laku-tingkah laku kita
sendiri.
Berjuang untuk demokrasi adalah sebagai berikut:
... can be won only by extending the application of
democratic methodes, methodes of consultation,persuasion, negotiation,
communication, cooperative intelegence, in the task of making our own
politics,industry, education, our culture generally, a servant and an evolving
manifestation of democratic idea.
Pandangan hidup yang demokratis dapat direalisasikan hanya
melalui pengangkatan (adoption) dan perluasan (expansion) metode
eksperimen dan sikap/tingkah laku yang demokratis ke dalam semua institusi-institusi
sosial dan asosiasi-asosiasi sosial.
Dewasa ini, tempat kerja, sekolah dan ruangan public adalah
didominasi oleh hal-hal yang bersifat dogmatis dan otoriter, yaitu ide-ide
sosial dan ide-ide politis menjadi paket yang dipasarkan tidak terbungkus
dengan rapi dan slogan-slogan dan bait suara yang menular.
Untuk ke depan, kegiatan-kegiatan yang demokratis harus
merekonstruksi dan merehabilitasi keadaankeadaan sosial yang ada. Sekolah-sekolah
tidak hanya berpusat pada melatih pekerjaan (job training) dimana setiap
individu mendapatkan ketrampilan-ketrampilan yang teknis.
Artinya, mereka harus menjadi pusat-pusat penemuan yang bersifat
kooperatif secara sempurna. Dengan cara yang sama, tempat-tempat kerja harus ditransformasi
dari struktur-struktur kekuatan hirarkis
yang terorganisir menurut teori manajemen yang profit kepada penempatan usaha secara
bersama dan berusaha bersama.
Keluarga-keluarga dan rumah tangga-rumah tangga, juga harus memamerkan
kualitas-kualitas masyarakat yang demokratis.
Dengan demikian, setiap orang harus berusaha untuk memberikan
metode penemuan Eksperimental yang gunanya untuk berlayar menuju ke kehidupan dia
sendiri, demikian juga komitmen-komitmen, kepercayaan-kepercayaan, dan nilai-nilai.
Selain itu semangat diskursus yang bersifat kooperatif
harus menghidupkan hubungan-hubungan seseorang atau kelompok dengan yang lainnya