Semalam
transit di hotel Ibis Batam dalam rangka menjalankan program studen mobilty
menuju tiga negara sahabat, yaitu: Singapor, Malaysia dan Thailan. Program
Student Mobility ini merupakan program yg sangat penting bagi mahasiswa-mahasiswa
kita dan khususnya bagi UIN Ar-Raniry ini adalah sebuah ajang kreativitas
mahasiwa dalam melihat dunia lebih luas lagi. Melihat kemajuan di negara-negara
adalah sesuatu hal mutlak diperlukan supaya generasi muda ke depan tidak hanya
memprotes berbagai agenda kampus yang
di jalankan oleh para pimpinan yang terpilih, tetapi juga sebagai reflektif
bagi mereka sendiri dan juga bagi pengembangan kampus itu sendiri khususnya dan
demikian secara umum bagi pengembangan kreativitas anak-anak bangsa ke depan.
Semoga awal perjalanan ini memberi sesuatu yang berarti bagi kita semua... amin
Student
Mobility as Learning by Doing, demikian kata John Dewey. Para pelajar tidak
hanya terlibat dengan berbagai subyek matter, tetapi juga di sodorkan berbagai
pengalaman dan praktek baik yang ada disekitarnya. Menetap alam dan dunia
disekitarnya adalah bagian dari learning tersebut. Itulah program yang sedang
dijalankan ole PTKIN se indonesia di bawah koordinasi bidang kemahasiswaan
Kemenag RI. Dengan learning by doing (student mobility) ini diharapkan PTKIN ke
depan tidak mencetak generasi pasif yang hanya menunggu PNS semata, tetapi juga
di ikuti oleh berbagai skill yang ada di sekelilingnya atau pandai melihat
peluang-peluang lain yg dapat menyejahterakan dan menikmati dari sekian karunis
Allah yang terpampang di muka ini. Dan student mobility mengharuskan kita dan
para mahasiswa kita untuk lebih saling menghargai dan menghormati sesama
pemeluk bumi ini supaya apa yang kita miliki sesungguhnya sudah luar biasa dan
mungkin tidak dimiliki oleh sebagian hamba yang lain. Majulah mahasiswaku,
dengan program ini kita sangat pantas untuk di hargai.
Belajar
dari Pendidikan Berbasis Komunitas Al-Zuhri Singapura
SINGAPURA,
PARIST.ID - Belajar dan berinteraksi bisa dengan siapa saja dan di mana
saja. Nabi Muhammad Saw mengajarkan untuk belajar walau sampai ke negeri China.
Kementerian Agama RI mengajak 75 civitas akademika untuk banchmarking melalui
student mobility program. Kunjungan pertama dilakukan ke Institut Pengajian
Tinggi Al-Zuhri, sebuah lembaga pendidikan berbasis komunitas yang berada di
Singapura. Fathurrahman Daud atas nama Pimpinan Institut Pengajian Tinggi
Al-Zuhri mengatakan umat Islam Singapura adalah minoritas. Untuk menjaga
eksistensinya di bentuk wadah fungsional untuk mengembangkan dakwah melalui
Amla (adminstrasi of muslim) dan Majlis Ugama Islam.
"Kami
bersyukur dalam struktur pemerintahan Singapura umat Islam memiliki menteri
urusan agama Islam" kata Fathurrahman. Pemerintah memfasilitasi pengadaan
tanah untuk lokasi pembangunan masjid dan masjid menjadi aktifitas pembinaan pendidikan
Islam yang efektif.
Fathurrahman
menerangkan saat ini ada enam madrasah di Singapura yang menawarkan pendidikan
dasar hingga pendidikan tinggi, yaitu, Aljunied Al-Islamiah, Irsyad Zuhri
Al-Islamiah, Al-Maarif Al-Islamiah, Alsagoff Al-Arabiah, Al-Arabiah
Al-Islamiah, dan Wak Tanjong Al-Islamiah. Empat di antaranya merupakan madrasah
ko-edukasional, sedangkan dua lainnya merupakan madrasah yang menawarkan
pendidikan secara eksklusif untuk anak perempuan. Sistem dan metode pendidikan
di Singapura adalah simultan, terprogram, bertahap. Materi pendidikan Islam
diorientasikan pada ibadah praktis, tidak menjejali siswa dengan materi yg
bersifat teoritik yg rentan pada perbedaan, terang Fathur.
Syafriansyah
Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan atas nama Direktur Pendidikan Tinggi
Keagamaan Islam menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada Al Zuhri.
"Semoga mahasiswa dapat termotivasi dan terinspirasi dalam kunjungan
studen mobility program", kata Syafri. Mas'udin Syarifuddin Executive
Director at al-Zuhri Institute of Higher Education mengatakan guna menghindari
faham radikal dan intoleran masyarakat muslim Singapura membentuk Asatizah
Recognition Schema. Hal ini sejalan dengan kondisi sosial politik Singapura yg
mefokuskan pada pembangunan keamanan dan stabilitas nasional.
Terkait
dengan kegiatan kemahasiswaan diarahkan untuk pengembangan akademik seperti KKN
dan pendelegasian ke luar negeri. "Di sini tidak ada demonstrasi mahasiswa
karena orientasi kami pada persoalan pragmatis untuk pengembangan SDM"
kata Mas'udin.Diantara Wakil Rektor/Wakil Ketua PTKIN yang ikut serta adalah
dari IAIN Salatiga, IAIN Pekalongan, IAIN Padangsidempuan, STAIN Bengkalis,
IAIN Bone, IAIN Parepare, IAIN Madura, IAIN Kerinci, IAIN Kediri, IAIN Curup,
IAIN Tulungagung, IAIN Metro Lampung, IAIN Gorontalo, UIN Maliki Malang, UIN
STS Jambi, UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, dan UIN
Ar-Raniry Aceh.
Rihlah
ilmiyah SMP dipimpin oleh Syafriansyah Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan dan
didampingi Ruchman Basori Kasi Kemahasiswaan, Otisia Arinindiyah Kasi Sarpras
PTKIS dan Nur Yasin Kasi Sarpras PTKIN. (RB/Red). Universitas Selangor Malaysia
Sambut Kerjasama Pengembangan Kemahasiswaan PTKIN.Selangor--Universitas
Selangor Malaysia menyambut gembira pelbagai inisiatif kerjasama untuk
pengembangan kemahasiswaan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Pernyataan
itu disampaikan Prof. Dr. Zaidi Hajazi Direktur Kemahasiswaan Unisel saat
menerima kunjungan 75 civitas akademika PTKN dalam program student mobility
prigram yang di inisiasi oleh Kementerian Agama RI. Kerjasama dimaksud lanjut
Zaidi bermakna luas bisa terkait dengan student exchange, teacher exchange,
colaboratif research, capasity building, penguatan tenaga kepandidikan dan
program kemahasiswaan lainnya. "Program studen exchange bisa dijadikan
transfer kredit untuk beberapa mata kuliah di kampusnya masing-masing",
lanjut Zaidi.
Terkait
dengan demonstrasi mahasiswa, Unisel tidak melarang tetapi tetap sesuai dengan
aturan dan etika. "Unisel adalah satu-satunya kampus di Malaysia yang
membolehkan demonstrasi tetapi untuk mengkritisi persoalan publik dan issu-issu
internasional" terang Zaidi.
Syafriansyah
Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan memberikan apresiasi positif atas ajakan
Unisel menguatkan jaringan kerjasama. "Kementerian Agama melalui
Direktorat PTKI menyambut gembira kalangan PTKIN menjalin kerjasama penguatan
mahasiswa dengan PT di luar negeri". Sementara itu Waryono Ketua Wakil Rektor III PTKIN se Indonesia
mengatakan student mobility program adalah bagian penting dari PTKIN menjalin
kerjasama dimaksud untuk mengantarkan calon pemimpin bangsa menjawab tantangan
global.
Dalam
bidang administrasi akademik, PTKIN bisa mencontoh Unisel yang melakukan
kontrol dosen yang tidak mengajar dengan cara mahasiswa bisa langsung
melapirkan ke pimpinan melalui SMS, tambah Waryono.
Untuk
diketahui, Kementerian Agama RI melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan
Islam Ditjen Pendidikan Islam mengajak Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan PTKIN
se-Indonesia ke Luar Negeri dalam program Studen Mobility Program (SMP). 75
peserta SMP akan mengunjungi dan belajar bersama ke Universitas Kebangsaan
Malaysia (UKM), Universitas Selangor Malaysia, College Pendidikan Tinggi
Al-Zuhri Singapura dan Fathony University Thailan. Selain itu akan diajak
melihat situs sejarah, kebudayaan dan seni budaya. Studen Mobility Program
dilaksanakan mulai 25 November- 1 Desember 2018 juga diikuti oleh 20 Wakil
Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama PTKIN se Indonesia. (RB).
Hari
ke 4 Rihlah Student Mobility Program Civitas Akademika PTKIN (Ketua Dema/Sema
dan WR/WK III PTKIN se Indonesia) di Universitas Selangor Malaysia. Banyak
catatan penting yg bisa diimplementasikan utk pengembangan kemahasiswaan di
PTKIN. berikut link beritanya. Selangor (Kemenag) --- Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) menjajaki kerjasama dengan Universitas Selangor
Malaysia dalam pengembangan kemahasiswaan. Rencana sinergi ini mencuat dalam
kunjungan tim Student Mobility Program (SMP) ke salah satu universitas terbesar
di Malaysia. Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan
Islam Kemenag mengajak Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan PTKIN se-Indonesia
dalam SMP. Program ini diikuti 75 peserta, terdiri dari aktivis mahasiswa serta
20 Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama PTKIN se
Indonesia. Tim ini melakukan studi banding ke Thailand, Singapura, dan Malaysia
dalam rentang 25 November – 1 Desember 2018. Selama di Malaysia, mereka
berkunjung ke Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) dan Universitas Selangor
Malaysia. Sebelumnya, mereka juga mendatangi College Pendidikan Tinggi Al-Zuhri
Singapura dan Fathony University Thailand.
Inisiatif
melakukan kerjasama untuk pengembangan kemahasiswaan PTKIN ini disambut baik
oleh Direktur Kemahasiswaan Unisel Prof. Dr. Zaidi Hajazi. Menurutnya, sinergi
akan dilakukan dalam banyak bentuk, mulai student exchange, teacher exchange,
colaboratif research, capasity building, serta penguatan tenaga kepandidikan
dan program kemahasiswaan lainnya.
Dalam
agenda Student Mobility Program (SMP) yang diselenggarakan oleh Kementerian
Agama Indonesia di tiga (3) negara, pada negara Singapura, Malaysia dan
Thailand. Dan juga berkunjung pada empat (4) kampus, yaitu : University
Al-Zuhri, University Kebangsaan Malaysia, University Selangor, dan University
Fatoni. Pada tanggal 25 November – 01 Desember 2018. Kegiatan ini diikuti oleh
seluruh Ketua Umum (Presiden Mahasiswa) dan Wakil Rektor III bidang
kemahasiswaan dan kerjasama yang dibawah kementerian agama.
Student
Mobility Program (SMP) Kementerian Agama yang di ikuti oleh Pemimpin Mahasiswa
yang di bawah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan Wakil Rektor
III bidang kemahasiswaan dan kerjasama, Pada kegiatan tersebut memberikan
manfaat besar bagi kami dan umumnya untuk mahasiswa Indonesia yang sedang di
landa berbagai macam permasalahan sosial yang terjadi saat ini dan bisa belajar bagaimana kehidupan masyarakat
di neraga lain,maka dalam temu ramah dan kunjungan ini mengahasilkan berbagai
macam pola fikir dalam membangun negeri dari bermacam permasalahan sosial, baik
itu permasalahan agama, ekonomi, dan ketidak adilan pihak pemerintahan, maka
kami peserta Student Mobility Program (SMP) siap berkontribusi dalam hal ini,
Dari hasil
Student Mobility Program (SMP) kami mahasiswa Universitas Islam Negeri
Ar-Raniry akan menjalankan keadilan dan menciptakan toleransi keagamaan yang
lebih solid dan akan memantau kinerja pihak pemerintahan agar keadilan merata
bagi setiap masyarakat.
Dalam
kegiatan ini dapat kami simpulkan bahwa kami mahasiswa yang mengikuti Student
Mobility Program (SMP) belajar dan bagaimana kehidupan masyarakat yang ada pada
tiga (3) negara tersebut. Agar kami bisa menciptakan dan mengawasi pihak
pemerintah supaya keadilan pada setiap masyarakat tercapai. Sebagaimana yang
telah dilakukan oleh negara serumpun kita sendiri.
"Program
studen exchange bisa dijadikan transfer kredit untuk beberapa mata kuliah di
kampusnya masing-masing," lanjut Zaidi. Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan
Syafriansyah mengapresiasi keterbukaan Unisel untuk menguatkan jaringan
kerjasama. "Kementerian Agama melalui Direktorat PTKI menyambut gembira
kalangan PTKIN menjalin kerjasama penguatan mahasiswa dengan PT di luar
negeri," tuturnya.
Ketua
Perhimpunan Wakil Rektor III PTKIN se Indonesia Waryono mengatakan, SMP menjadi
bagian penting dari PTKIN untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam
mengantarkan calon pemimpin bangsa menjawab tantangan global. “Dalam bidang
administrasi akademik misalnya, PTKIN bisa mencontoh Unisel yang melakukan
kontrol dosen yang tidak mengajar dengan cara mahasiswa bisa langsung melaporkan
ke pimpinan melalui SMS,” tutupnya. (RB)
MAKNA DAN
PERISTIWA
Lelah
tidak dirasakan karena tergantikan oleh kebahagiaan. Letih seakan terbayarkan
karena melihat generasi muda tersenyum sambut masa depan. Penat keringat seolah
menjadi bau sedap mengiringi jalan kemenangan. Melalui peristiwa demi
menaburkan bau wangi dan makna sejati hidup dan kehidupan. Dari rumah pamit
keluarga terbang menuju Batam. Welcome to Batam sudah menjelang maghrib dari
penjuru negeri berdatangan ingin mengawali perjalanan penuh makna kehidupan. Batam ditinggalkan menyeberangi
lautan lepas untuk menginjakan kaki ke Singapura negeri bersih korupsi dan taat
peraturan. Bukan berbasis kitab suci tetapi rakyatnya diikat dengan sistem
pemeintahan. Aturan ketat dan megikat apalagi untuk ahli hisap. Roda bus terus
berputar memasuki wilayah perbatasan Malaysia, negeri yang kadang usil dan
mengusuk hati menyeret ke perbedaan. Pasang surut bangunan persahabatan di uji
di tengah pelbagai persoalan. Dulu Bung Karno serukan Ganyang Malaysia akibat
ketegangan dan kita sudah lelah untuk bertikai. Telah terbangun saling
mebutuhkan dari pendidikan, buadaya dan tontonan. Kita saling bertukar budaya
tontonan dari Upin Ipin hingga dangdutan. Nyanyian sepanjang jalan mengiringi
perjalanan. Anak-anak muda itu menikmati dengan kesyahduan. Ya baru pertama
kali ke negeri orang, sebuah kesempatan yang mahal belum tentu ada lagi di
kelak kemudian. Para pemandu sibuk mengingatkan kedisiplinan, ketelitian dan
kecermatan. Paspor nyawa kedua kehidupan. Terlambat akan merugikan teman dan
agenda yang telah ditentukan. Berbagi dan saling mengingatkan pelajaran penting
yang harus dicatatkan. Apalagi soal antri di setiap imigrasi dan makan harus
diperhatikan.
Kami
yang duluan lahir, kadang melihatnya sebuah keteledoran, mengantarkan kemarahan
atau setidaknya suara kami agak dikeraskan. Ada watak, ada tabiat dan cara
pandang. Ada sikap dan unggah-ungguh bawaan. Ada yang menyenangkan ada yang
menyebalkan. Ada yang bikin jenuh ada yang membuka tabir kehidupan. Itulah makna
kehidupan dari perjalanan sederhana yang kami beri tajuk "Dari PTKIN untuk
Indonesia dan Dunia". Mungkin kami yang terlalu egois dan terlalu
“romantisme sejarah” dan lupa bahwa situasi telah berubah. Mungkin kami yang
jadul dan kurang well terhadap mereka yang tumbuh sebagai generasi millenial.
Mereka pemanggul beban anak zaman yang tidak sama tantangan. Kami dibesarkan dari pertanian, era fisik dan
perjuangan. Hidup sederhana kemiskinan berbalut ketiadaan menempa kami. Tapi
sudahlah, itulah bisa menjadi makna di garis perbatasan antara yang tua dan
muda, antara yang tradisional dan millenial antara era suksesi dengan
perwakilan dan era suksesi dengan pemilihan langsung yang diagungkan. Ingat
DEMA dan SEMA yang semetara ini mereka inggalkan.
Pattani
Thailan telah lama kudengar, daerah mayoritas muslim di Thailan. Kita bisa
banyak belajar dari sosok Rektor Prof. Ismail Luthfi Jabakiya yang wibawa
dengan segudang ilmu dan pengalaman. Yang minoritas menjadi pelajaran. Mereka
bilang ber-Islam dengan hikmah, lemah lembut dan kedamaian (peace). Mereka
junjung al-Quran untuk ciptakan peradaban dan kemanusiaan. Dianjurkan dikaji
dan ngaji disetiap halaqah keseharian. Rihlah ilmiyah yang menyenangkan serambi
menikmati tadabur alam. Ada kesan ada pesan. Ada makna yang tersirat dan
tersurat. Perlu refleksi mendalam seusai perjalanan, mana yang harus diambil
dan mana yang harus ditinggal. Mana yang harus diadopsi mana yang akan
diamputasi. Tinggal kita semua apakah perjalanan ini berlalu begitu saja,
ataukah akan melahirkan berjuta makna? Wahai kawan ijinkan kami meneruskan
perjalanan melewati berbagai provnsi menuju Kuala Lumpur dan akhirnya kembali
ke pangkuan yang dirindukan keluarga tersayang. Wallahu a’lam bi alshawab.
Hat yai, 30
November 2018, Ruchman Basori Kasi Kemahasiswaan DUNIA
ISLAM
30 Nov 2018,
07:36:36 WIB
Selangor,
Sitinjausumbar.com--Universitas Selangor Malaysia menyambut gembira pelbagai
inisiatif kerjasama untuk pengembangan kemahasiswaan Perguruan Tinggi Keagamaan
Islam Negeri (PTKIN). Pernyataan itu disampaikan Direktur Kemahasiswaan Unisel
Prof. Dr. Zaidi Hajazi saat menerima kunjungan 75 civitas akademika PTKN dalam
program student mobility prigram yang diinisiasi oleh Kementerian Agama RI. Kerjasama
dimaksud lanjut Zaidi, bermakna luas bisa terkait dengan student exchange,
teacher exchange, colaboratif research, capasity building, penguatan tenaga
kepandidikan dan program kemahasiswaan lainnya. "Program studen exchange
bisa dijadikan transfer kredit untuk beberapa mata kuliah di kampusnya
masing-masing," lanjut Zaidi.
Terkait
dengan demonstrasi mahasiswa, Unisel tidak melarang tetapi tetap sesuai dengan
aturan dan etika. "Unisel adalah satu-satunya kampus di Malaysia yang
membolehkan demonstrasi tetapi untuk mengkritisi persoalan publik dan issu-issu
internasional," terang Zaidi. Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan
Syafriansyah memberikan apresiasi positif atas ajakan Unisel menguatkan
jaringan kerjasama. "Kementerian Agama melalui Direktorat PTKI menyambut
gembira kalangan PTKIN menjalin kerjasama penguatan mahasiswa dengan PT di luar
negeri," katanya.
Sementara
itu Ketua Wakil Rektor III PTKIN se Indonesia Waryono mengatakan student
mobility program adalah bagian penting dari PTKIN menjalin kerjasama dimaksud
untuk mengantarkan calon pemimpin bangsa menjawab tantangan global. Dalam
bidang administrasi akademik, PTKIN bisa mencontoh Unisel yang melakukan
kontrol dosen yang tidak mengajar dengan cara mahasiswa bisa langsung
melapirkan ke pimpinan melalui SMS, tambah Waryono.
Untuk
diketahui, Kementerian Agama RI melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan
Islam Ditjen Pendidikan Islam mengajak Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan PTKIN
se-Indonesia ke Luar Negeri dalam program Studen Mobility Program (SMP). Sebanyak
75 peserta SMP akan mengunjungi dan belajar bersama ke Universitas Kebangsaan
Malaysia (UKM), Universitas Selangor Malaysia, College Pendidikan Tinggi
Al-Zuhri Singapura dan Fathony University Thailan. Selain itu akan diajak
melihat situs sejarah, kebudayaan dan seni budaya.
Studen
Mobility Program dilaksanakan mulai 25 November- 1 Desember 2018 juga diikuti
oleh 20 Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama PTKIN se
Indonesia. (RB/02).http://sitinjausumbar.com/berita/detail/universitas-selangor-malaysia-sambut-kerjasama-pengembangan-kemahasiswaan-ptkin
Catatan SMP: Ada
Konsentrasi Bahasa Indonesia di Universitas Fatoni Thailand. Abdul RoufJumat,
30 November 2018 | 04:21 WIB Tidak
ada komentar
Pattani (Kemenag) —Master of Ceremony menyambut dengan ucapan berbahasa Indonesia yang lancar dan cukup fasih, tidak nampak sebagai orang Thailand pada umumnya. Dialah Halimah dan Fattati, mahasiswi Jurusan Bahasa Melayu Konsentrasi Bahasa Indonesia. Universitas Fatoni Thailand Kagumi Indonesia Sebagai Cerminan Ummatan Wahidah
Pattani (Kemenag) —Master of Ceremony menyambut dengan ucapan berbahasa Indonesia yang lancar dan cukup fasih, tidak nampak sebagai orang Thailand pada umumnya. Dialah Halimah dan Fattati, mahasiswi Jurusan Bahasa Melayu Konsentrasi Bahasa Indonesia. Universitas Fatoni Thailand Kagumi Indonesia Sebagai Cerminan Ummatan Wahidah
PARIST.ID,
PATTANI, THAILAND- Indonesia merupakan negara dengan populasi umat muslim
terbesar di dunia. Meski berdampingan dengan banyak agama dan etnis, Islam
tetap menjadi agama yang tidak egois dan merasa paling memiliki Indonesia
sendiri. Islam Indonesia lebih memilih memposisikan diri sebagai pemersatu
bangsa. Indonesia adalah salah satu wujud dari Ummatan Wahidah. Pernyataan
itu disampaikan oleh Rektor Universitas Fatoni Assoc. Prof. Dr. Ismail Lutfi
Japakiya saat menerima kunjungan mahasiswa Studen Mobility
Program Kementerian Agama pada Kamis (29/11), kemarin. Ia
mengaku kagum dengan konsep keumatan yang ada di Indonesia. Sanjungan Ismail
Luthfi bukanlah tanpa alasan. Menurutnya, Indonesia berhasil mempersatukan
beribu-ribu pulau, etnik, suku, dan bahasa menjadi satu kesatuan
bangsa (nation state) dan itulah Islam yang sesungguhnya. Tidak ada
negara di dunia seperti Indonesia dalam hal keberhasilannya menyatukan
bangsanya. “Indonesia adalah negara besar dan saya selalu kagum ketika
mengunjungi Indonesia”, kenang Ismail Luthfi.
Luthfi
mengatakan, pihaknya berkeinginan untuk melakukan riset serius terkait rahasia
keberhasilan para tokoh Indonesia dalam mempersatukan bangsanya yang mayoritas
beragama Islam. “Kami di Thailand ini masih berjuang agar Islam mampu dipahami
dan di anut oleh bangsa kami,” imbuh Ketua Majelis Agama-Agama di Thailand ini.
Dihadapan rombongan Student Mobility Program Kementerian Agama Luthfi
mengaku selama ini mengajak orang untuk memahami Islam dengan cara-cara damai,
hikmah, dan lemah lembut. Dengan cara itulah masyarakat Thailand kini mulai
banyak yang masuk Islam. “Islam membawa misi rahmatan lil ‘alamin dan
menunjukkan siratal mustaqim, karenanya kita harus berhati-hati dan
mengamalkannya dengan baik. Kita harus mencontoh Nabi Muhammad yang mengajarkan
akhlak yang agung atau khuluqun’adzim, terutama dalam hal dakwah,”
demikian pesan Luthfi.
Safriansyah,
Kasubdit Sarpras dan kemahasiswaan atas nama Direktur Pendidikan Tinggi
Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam menyampaikan penghargaan dan apresiasi
yang tinggi kepada civtas akademika Universitas Fatoni Thailand yang selama ini
telah bekerjasama dengan sejumlah PTKIN di Indonesia. Syafri berharap semoga
para mahasiswa mampu mengambil banyak pelajaran atas perjuangan Universitas
Fatoni dalam mengembangkan perguruan tinggi di Thailand. “Kita bisa belajar
dari kampus ini bagaimana berjuang ditengah-tengah kompleksitas persoalan umat,
dan universitas ini berhasil eksis sampai sekarang,” ujarnya. Program Student
Mobility Program dilaksanakan pada tanggal 25 November-1 Desember 2018 dan
diikuti oleh Ketua DEMA, SEMA dan Wakil Rektor/Wakil Ketua PTKIN se-Indonesia.
Kunjungan SMP juga dilakukan ke Pendidikan Tinggi Al-Zuhri Singapura,
Universitas Kebangsaan Malaysia dan Universitas. Selangor Malaysia.https://www.parist.id/2018/11/universitas-fatoni-thailand-kagumi-Indonesia-sebagai-cerminan-ummatan-wahidah.html
Thailand Kagumi
Persatuan di Indonesia
PATTANI,
suaramerdeka.com - Rektor Universitas Fatoni Assoc. Prof. Dr. Ismail Lutfi
Japakiya menilai Indonesia sebagai contoh negara besar yang berhasil
mempersatukan beribu-ribu pulau, etnik, suku dan bahasa. Menurutnya, tidak ada
negara di dunia seperti Indonesia dalam hal keberhasilan menyatukan bangsanya. “Indonesia
adalah negara besar dan saya selalu kagum ketika mengunjungi Indonesia,” kata
Ismail Luthfi saat menerima kunjungan 75 peserta Student Mobility Program (SMP)
Kementerian Agama di kampusnya, Pattani, Kamis (29/11).
Luthfi
mengatakan, akademisi di Thailand perlu melakukan riset serius terkait rahasia
tokoh Indonesia mampu mempersatukan bangsanya yang mayoritas beragama Islam.
“Kami di Thailand ini masih berjuang agar Islam mampu dipahami dan dianut oleh
bangsa kami,” kata Ketua Majelis Agama-Agama di Thailand ini.
Di
hadapan rombongan SMP Kementerian Agama, Luthfi mengaku selama ini mengajak
orang untuk memahami Islam dengan cara-cara damai (peace), hikmah, lemah
lembut. “Dengan cara ini, mulai banyak masyarakat di Thailand yang masuk Islam.
Dari tahun ke tahun jumlahnya bertambah,” katanya.
Sementara
itu Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Syafriansyah atas nama Direktur
Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam menyampaikan
apresiasi kepada civtas akademika Universitas Fatoni Thailand yang selama ini
telah bekerjasama dengan sejumlah PTKIN di Indonesia. Syafri berharap mahasiswa
mampu mengambil banyak pelajaran (lesson learn) atas perjuangan Universitas
Fatoni dalam mengembangkan perguruan tinggi di Thailand.“Kita bisa belajar dari
kampus ini bagaimana berjuang di tengah-tengah kompleksitas persoalan umat, dan
universitas ini berhasil eksis sampai sekarang,” tegas. Syafriansyah.https://www.suaramerdeka.com/news/baca/149600/thailand-kagumi-persatuan-di-indonesia
Bangkok,
Nahdliyin.id – Rektor Universitas Fatoni Assoc Thailand, Prof Ismail Lutfi
Japakiya, menerangkan banyak masyarakat Thailand yang mulai tertarik dengan
ajaran Islam. Selama ini, Lutfi kerap mengajak masyarakat setempat untuk
mengenal Islam melalui cara-cara yang damai, penuh hikmah dan lemah lembut. “Dengan
cara ini, mulai banyak masyarakat di Thailand yang masuk Islam. Dari tahun ke
tahun jumlahnya bertambah,” kata Ismail, dikutip dari kemenag.go.id, Jumat 30
November 2018.
Di
hadapan 75 peserta Student Mobility Program (SMP) Kementerian Agama, Lutfi
menyatakan kekaguman pada perjuangan para pendiri bangsa Indonesia dalam
mempersatukan Islam dengan agama dan budaya setempat. Lutfi pun mengajak para
akademisi mempelajari secara serius rahasia tokoh Islam Indonesia dalam
mempersatukan bangsanya.“Kami di Thailand ini masih berjuang agar Islam mampu
dipahami dan dianut oleh bangsa kami,” kata
Kasubdit
Sarpras dan Kemahasiswaan, Ditjen Pendidikan Islam Kemenag, Syafriansyah
berharap mahasiswa mampu mengambil banyak pelajaran atas perjuangan Universitas
Fatoni dalam mengembangkan perguruan tinggi di Thailand. “Kita bisa belajar
dari kampus ini bagaimana berjuang di tengah-tengah kompleksitas persoalan
umat, dan universitas ini berhasil eksis sampai sekarang,” kata Syafriansyah. Gelaran
SMP ini berlangsung dari 25 November hingga 1 Desember 2018. Kegiatan ini
diikuti Ketua DEMA, SEMA dan Wakil Rektor atau Wakil Ketua PTKIN se-Indonesia.
SMP juga digelar
di Pendidikan Tinggi Al-Zuhri Singapura, Universitas Kebangsaan Malaysia, dan
Universitas Selangor Malaysia.https://nahdliyin.id/read/7608/islam-di-thailand-semakin-diminati-melalui-cara-damai/
Umat Islam di
Thailand mencoba mengenalkan Islam dengan cara yang lembut.
Dream
- Rektor Universitas Fatoni Assoc Thailand, Prof Ismail Lutfi Japakiya,
menerangkan banyak masyarakat Thailand yang mulai tertarik dengan ajaran
Islam. Selama ini, Lutfi kerap mengajak masyarakat setempat untuk mengenal
Islam melalui cara-cara yang damai, penuh hikmah dan lemah lembut. “Dengan
cara ini, mulai banyak masyarakat di Thailand yang masuk Islam. Dari tahun ke
tahun jumlahnya bertambah,” kata Ismail, dikutip dari kemenag.go.id, Jumat
30 November 2018. Di hadapan 75 peserta Student Mobility Program (SMP)
Kementerian Agama, Lutfi menyatakan kekaguman pada perjuangan para pendiri
bangsa Indonesia dalam mempersatukan Islam dengan agama dan budaya
setempat. Lutfi pun mengajak para akademisi mempelajari secara serius rahasia
tokoh Islam Indonesia dalam mempersatukan bangsanya.
“Kami
di Thailand ini masih berjuang agar Islam mampu dipahami dan dianut oleh bangsa
kami,” kata. Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan, Ditjen Pendidikan Islam
Kemenag, Syafriansyah berharap mahasiswa mampu mengambil banyak pelajaran atas
perjuangan Universitas Fatoni dalam mengembangkan perguruan tinggi di Thailand.
“Kita bisa belajar dari kampus ini bagaimana berjuang di tengah-tengah
kompleksitas persoalan umat, dan universitas ini berhasil eksis sampai
sekarang,” kata Syafriansyah.
Gelaran
SMP ini berlangsung dari 25 November hingga 1 Desember 2018. Kegiatan ini
diikuti Ketua DEMA, SEMA dan Wakil Rektor atau Wakil Ketua PTKIN se-Indonesia. SMP
juga digelar di Pendidikan Tinggi Al-Zuhri Singapura, Universitas Kebangsaan
Malaysia, dan Universitas Selangor
Malaysia.(Beq/sah)https://m.dream.co.id/amp/news/akademisi-thailand-masyarakat-thailand-mulai-tertarik-islam-181130n.html
Pattani, NU
Online
Master
of ceremony menyambut kami dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan lancar
dan cukup fasih, tidak nampak sebagai orang Thailan pada umumnya. Dialah Halimah
dan Fattati mahasiswi Jurusan Bahasa Melayu Konsentrasi Bahasa Indonesia. Pemandangan
itu terungkap saat 75 civitas akademika Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
(PTKIN) mengunjungi Universitas Fatoni dalam rangka program Student Mobility
Program, Kamis (29/11) di Pattani, Thailand.
Abdulloh
Umar Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Fatoni megatakan kami telah
membuka konsentrasi Bahasa Indonesia dalam tiga tahun terakhir ini dan kurang
lebih memiliki 30 mahasiswa. Dituturkan oleh Abdulloh Umar Universitas Fatoni
telah berdiri pada tahun 1968 kira-kira telah berumur 20 tahun. Semula bernama
Kuliah Yalla Al-Islamiyah atau Colleg Islam Yalla dan kini telah bermetamorfose
menjadi universitas.
“Universitas
Fatoni adalah kampus swasta dan merupakan wakaf dari masyarakat Melayu Pattani.
Saat ini bapak dan ibu berada di Kampus II di Fattani selain itu ada di Songkla
dan Yalla,” kata Umar. Abdulloh Umar menambahkan, kami memiliki pusat
bahasa dengan mengajarkan empat bahasa, yaitu Bahasa Thailand, Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris dan Bahasa Malaysia. ”Bahasa Indonesia kami anggap penting dan
prospektif sehingga dibuka sebagai salah satu konsentrasi di kampus ini,”
katanya. Halimah Mahasiswi Semester V Konsentrasi Bahasa Indonesia mengku
tertarik dengan bahasa Indonesia karena pertama kali melihat film-film
Indonesia diantaranya ayat-ayat cinta. “Saya belajar bahasa Indonesia, karena
Indnesia merupakan negara yang mempunyai prospek baik di masa depan dan saya
ingin mencari pekerjaan di sana,” kata gadis yang bercita-cita ingin
melanjutkan studi S2 di Indonesia. Sementara motivasi Fattiti mengaku
mengapa tertarik mengambil konsentrasi Bahasa Indonesia, karena bahasa
Indonesia itu enak di dengar dan lembut. “Saya ingin bekerja dan melanjutkan
studi di Indonesia, makanya saya memilih konsentrasi ini,” katanya.
Syafriansyah
Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan atas nama Direktur Pendidikan
Tinggi Keagamaan Islam mengatakan kami memilih Universitas Fatoni karena
pertimbangan khusus, kampus yang berada di daerah Thailan dengan mayoritas
penduduknya beragama Islam. “Kunjugan dalam rangka Student Mobility Program
merupakan ikhtiar Kementerian Agama membekali calon pemimpin bangsa agar
memiliki wawasan global, ketrampilan brkomunikasi dan upaya banchmarking,” kata
Alumni UIN Sunan Kalijaga ini. Syafri
menyadari bahwa mahasiswa di Indonesia menjadi elemen penting bernegara bahkan
menjadi pilar demokrasi, karenanya menjadi kewajiban kita semua untuk
mempersiapkan generasi penerus kepemimpinan bangsa ini.
Syafriansyah
berharap agar kunjungan ini mampu menguatkan kerjasama antar kedua belah pihak
dan ditindaklanjuti lebih konkrit dalam pengembangan keislaman dan kemaslahatan
umat. Program SMP dilaksanakan pada tanggal 25 Noveber sampai dengan 1
Desember 2018 dan diikuti oleh Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan dan 19 Wakil
Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama PTKIN. Ikut serta dari
Kementerian Agama adalah Ruchman Basori Kasi Kemahasiswaan, Otisia Arinindiyah
Kasi Sarpras PTKIS dan Nur Yasin Kasi Sarpras PTKIN. Romobongan diterima oleh
Rektor Universitas Thailand Prof Ismail Luthfi Japakiya dan Abdulloh Umar Wakil
Rektor Bidang Akademik. (Red:
Fathoni)https://www.nu.or.id/post/read/99698/ada-konsentrasi-bahasa-indonesia-di-universitas-fatoni-thailand
Day2.
261118. Pagi. Menyeberang ke Singapore, mengunjungi PT Azzuhri, disini
pendidikan Islam sangat disupport oleh pemerintah dan tidak memberi ruang
terhadap perbedaan paham dan aliran, Islam is Islam, Islam yg kontekstual tidak
ekstrim dan menusantara. #Studentmobilityprogram 2018 #PTKINDirjenkemenagRI. Dalam
agenda Student Mobility Program (SMP) yang diselenggarakan oleh Kementerian
Agama Indonesia di tiga (3) negara, pada negara Singapura, Malaysia dan
Thailand. Dan juga berkunjung pada empat (4) kampus, yaitu : University
Al-Zuhri, University Kebangsaan Malaysia, University Selangor, dan University
Fatoni. Pada tanggal 25 November – 01 Desember 2018. Kegiatan ini diikuti oleh
seluruh Ketua Umum (Presiden Mahasiswa) dan Wakil Rektor III bidang
kemahasiswaan dan kerjasama yang dibawah kementerian agama. Student Mobility
Program (SMP) Kementerian Agama yang di ikuti oleh Pemimpin Mahasiswa yang di
bawah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan Wakil Rektor III
bidang kemahasiswaan dan kerjasama, Pada kegiatan tersebut memberikan manfaat
besar bagi kami dan umumnya untuk mahasiswa Indonesia yang sedang di landa
berbagai macam permasalahan sosial yang terjadi saat ini dan bisa belajar bagaimana kehidupan masyarakat
di neraga lain,maka dalam temu ramah dan kunjungan ini mengahasilkan berbagai
macam pola fikir dalam membangun negeri dari bermacam permasalahan sosial, baik
itu permasalahan agama, ekonomi, dan ketidak adilan pihak pemerintahan, maka
kami peserta Student Mobility Program (SMP) siap berkontribusi dalam hal ini,
Dari hasil Student
Mobility Program (SMP) kami mahasiswa Universitas Islam Negeri Ar-Raniry akan
menjalankan keadilan dan menciptakan toleransi keagamaan yang lebih solid dan
akan memantau kinerja pihak pemerintahan agar keadilan merata bagi setiap
masyarakat. Dalam kegiatan ini dapat kami simpulkan bahwa kami mahasiswa yang
mengikuti Student Mobility Program (SMP) belajar dan bagaimana kehidupan
masyarakat yang ada pada tiga (3) negara tersebut. Agar kami bisa menciptakan
dan mengawasi pihak pemerintah supaya keadilan pada setiap masyarakat tercapai.
Sebagaimana yang telah dilakukan oleh negara serumpun kita sendiri.