Moderasi Beragama merupakan bukan hal yang baru
dalam beragama, karena dalam Agama Islam Khususnya, sudah dibicarakan semenjak
agama itu sendiri hadir keduania ini. Itu terbukti dari kelahiran Nabi Muhammad
SAW ke dunia ini, untuk memperbaiki nasib manusia dan beliau menjadi Islam ini
sebagai Ahama yang Rahmatan lil Alamin. Untuk lebih jelas, hal ini dibicarakan
oleh para pimpinan mahasiswa PTKIN Se-Indonesia yang bertempat di Ternate. Disamping
itu juga ikut merumuskan dan memperkuat beberapa program yang ada dibawah lini
kemahasiswaan, seperti memperkuat model student mobility program, model maahad
aljamiah, PW Pramuka dan Akreditasi bidang kemahasiswaan.
Kesepakatan ini lahir pada Rakor Wakil
Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama PTKIN se-Indonesia. Rakor
berlangsung di Ternate, Maluku Utara, 26-28 Oktober 2019.
“Komitmen PTKI dalam mengawal moderasi beragama
dan semangat kebangsaan salah satunya diwujudkan dalam penguatan Ma’had
Al-Jami’ah dan penyelenggaraan Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan
(PW PTK) se-Indonesia,” kata Ketua Forum WR/WK III PTKIN se-Indonesia Waryono
Abdul Ghofur di Ternate, Sabtu (26/10).
“Kita ingin memperkuat pengaruh utama moderasi
beragama dan kebangsaan dikalangan mahasiswa PTKI, melalui aksi-aksi
sistematis, terukur dan berkesinambungan sebagai counter terhadap radikalisme
dan intoleransi," sambungnya.
Rektor IAIN Ternate Samlan HI.
Ahmad mengatakan, kendatipun kelompok radikalisme dan intoleransi di PTKI
tidak sekuat di lembaga pendidikan lain, tetapi kami terus siaga dengan
melakukan berbagai program dan kegiatan untuk pemahaman Islam yang rahmatan lil
‘alamin.
“Kehadiran ma’had al-jami’ah menjadi instrumen
penting untuk penguatan pemahaman keagamaan yang moderat, inklusif dan toleran
di kalangan mahasiswa PTKIN. IAIN Ternate sudah secara serius
mewujudkannya," kata Samlan.
Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan
Direktorat PTKI Ditjen Pendidikan Islam Ruchman Basori mengatakan
Perkemahan Wirakarya PTK ke-15 akan diselenggarakan di UIN Raden Fatah
Palembang tahun 2020. PW PTK menjadi sarana strategis untuk menguatkan semangat
kebangsaan di kalangan mahasiswa millenial.
“Desain PW PTK harus berorientasi pada penguatan
modrerasi dan semangat kebangsaan dan ajang pengembangan kreativitas dan
inovasi mahasiswa PTKI," kata Aktivis Mahasiswa ’98 ini.
Ruchman memaparkan, bertemunya mahasiswa pramuka
antar Perguruan Tinggi Keagamaan, dengan latar belakang agama, sosial dan
budaya berbeda dan juga pramuka dari luar negeri akan memperkuat wawasan
multikulturalisme.
Kegiatan Rakor Kemahasiswaan dihadiri 58 Wakil
Rektor/Wakil Ketua III PTKIN se-Indonesia. Turut hadir Sekretaris Forum WR/WK
III PTKIN Sumper Mulia Harahap, Wakil Rektor I Tahir Sapsuha, Wakil
Rektor II Marini Abdul Djalal, Wakil Rektor III Adnan Mahmud dan Direktur
Pascasarjana Khalid Hasan Minabari dan civitas akademika lainnya.
Disamping itu, pengelolaan Maahad
Aljamiah di kampus-kampus di bawah PTKIN juga mengahdapai beberapa masalah yanh
hassu segera di cari solusinya. Dari model penerapak system pembelajarannya
saja mengalami beberapa model atau pola, ada yang sepenuhnya pembelajaran di
maahad itu diserahkan kepada bidang tiga atau lini kemahasiswaan, ada juga
model pembelajarannya masih setangah-setangah atau system pengeloalaan belum
jelas dan sepenuhnya di bebankan kepad kemahasiswaan. Masih banyak
kampus-kampus yang system pembelajaran Maahad masih dibawah lini satu. Pada apa
yang dipelajari di dalam Maahad adalah pembentukan karekater atau capaian pendukung
bukan sebagai capaian pokok yang wilayahnya lini satu. Inilah mungkin beberapa
hal yang harus diambil solusi secepatnya kalau kita ingin mengelola bidang
kemahasiswaan secara professional.
Masih banyak posisi Aljamiah masih
berbeda-beda antara PTKIN, ada yang dibawah lini satu ada yang maih dibawah
lini tiga, ini wilayahnya kementerian Agama RI. Masing-masing membuat draft
akademik tentang model maahad alJamiah di masing-masing Universitas. Mengingat
begitu pentingnya posisi alJamiah untuk mengahalau radikalisme dan intoleransi
di lingkungan kampus PTKIN, maka sangat diperlukan untuk menyelesaikan posisi
dan tupoksi siapa maadhad tersebut.
Bapak Kasubdit, Rohman Basori,
menyerahkan posisi maahad aljamiah kepada Forum WR III untuk merumuskan
berbagai hal yang diperlukan untuk diposisikan di bawah lini tiga karena
mengingat radikalisme dan intoleransi sudah begitu mendesak untuk
ditindaklanjuti bagaimana cara yang ampuh memback up radikalisme dan
intoleransi tersebut.
Hal lain yang dibicarakan pada pertemuan Forum
wakil rektor III tersebut adalah yang berkenaan dengan akreditasi Ormawa dan
bagaimana mencapai akreditasi yang baik pada lini ini. Ini disampaikan oleh
bapak Waryono sebagai ketua forum wakil rektro III PTKIN se-Indonesia. Akreditasi
sebagai salah indicator yang menunjukkan sebuah Universitas baik atau berkelas,
makanya kontribusi lini tiga sangat besar. Dengan demikian, ke depan diharapkan
semua para warek tiga sudah seharusnya menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk
kegiatan tersebut.